Ketika kita menyembah Tuhan, pasti ada peraturan-peraturan dan ketetapan-ketetapan yang ditetapkan Tuhan. Setiap perempuan yang berdoa atau menyembah harus bertudung di kepalanya, sedangkan setiap laki-laki yang berdoa dan menyembah tidak boleh bertudung di kepalanya. Mari kita mencari kebenaran tentang tudung dalam Alkitab.
1. Kaum Laki-Laki Tidak Menutup Kepalanya
Dalam 1 Korintus 11 ada tertulis, “Tiap-tiap laki-laki yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang bertudung, menghina kepalanya” (1 Kor 11:4). Karena itu Alkitab mengajarkan kita bahwa setiap laki-laki yang berdoa dan menyembah dengan kepala yang bertudung, menghina Kristus yang dilambangkan sebagai kepala laki-laki (1 Kor 11:3). Firman Tuhan itu kudus. Tuhan telah berkata, “Janganlah kamu menambahkan atau mengurangkan sesuatu pun kepada Alkitab” (Ul 4:2). Kita telah mengetahui karunia dan kasih dari Kristus yang mencurahkan darah-Nya yang agung saat Dia disalibkan untuk dosa kita. Bagaimana kita dapat menghina Kristus? Oleh karena itu laki-laki tidak boleh menutup kepalanya saat dia berdoa atau menyembah sesuai ajaran dalam Alkitab.
2. Alasan Mengapa Kaum Laki-Laki Tidak Boleh Menutup Kepalanya
1 Kor 11:7『Sebab laki-laki tidak perlu menudungi kepalanya: ia menyinarkan gambaran dan kemuliaan Allah. Tetapi perempuan menyinarkan kemuliaan laki-laki.』
Tujuan menyembah bukanlah untuk menutup kemuliaan Tuhan, melainkan untuk menyatakan kemuliaan-Nya. Laki-laki adalah gambaran dan kemuliaan Tuhan. Jadi jika laki-laki menutupi kepalanya dengan sesuatu, membawa akibat menutupi kemuliaan Tuhan dan merendahkan-Nya. Oleh karena itu seorang laki-laki tidak harus menutup kepalanya ketika ia sedang menyembah Tuhan.
3. Kaum Perempuan Harus Menutup Kepalanya
Mengenai tudung yang dipakai jemaat perempuan, Alkitab itu memberi pengajaran kepada kita sebagai berikut;
1 Kor 11:5-6『Tetapi tiap-tiap perempuan yang berdoa atau bernubuat dengan kepala yang tidak bertudung, menghina kepalanya, sebab ia sama dengan perempuan yang dicukur rambutnya. Sebab jika perempuan tidak mau menudungi kepalanya, maka haruslah ia juga menggunting rambutnya. Tetapi jika bagi perempuan adalah penghinaan, bahwa rambutnya digunting atau dicukur, maka haruslah ia menudungi kepalanya.』
Kaum perempuan harus menutup kepalanya saat dia sedang berdoa atau menyembah Tuhan. Kelakuan tidak menutup kepalanya adalah hal yang memalukan baginya seakan-akan rambutnya dicukur. Pada masa Israel kuno, budak perempuan harus memotong rambut mereka sampai botak. Dan menurut hukum pidana dari Israel, perempuan yang disangka telah melakukan zinah dengan laki-laki lain harus dibawa kepada imam lalu imam akan membuka tudungnya dan ikatan rambutnya di hadapan Tuhan dan dia dipaksa untuk meminum air pahit, dengan demikian akan diketahui apakah dia melakukan zinah atau tidak melakukan zinah dengan laki-laki lain (Bil 5:18-22). Hal tersebut menunjukkan dibukanya tudung dari kepalanya adalah hal yang sangat memalukan bagi seorang perempuan, seakan-akan dia disangka telah melakukan perzinahan. Demikianlah, apabila rambut seorang perempuan dibotak atau membuka tudung, hal itu akan menghilangkan kecantikannya dan mengingatkan perkara yang memalukan sebagai seorang perempuan yang berzinah. Oleh karena itu Paulus telah dengan tegas mengatakan kepada jemaat di Korintus untuk menutup kepala para perempuan, dengan berdasarkan perasaan alamiah mereka. Setiap jemaat perempuan harus menutup kepala mereka saat mereka berdoa atau menyembah Tuhan.
4. Alasan Mengapa Kaum Perempuan Harus Menutup Kepalanya
Saat Tuhan telah menciptakan Adam dan Hawa, pertama-tama Dia membentuk Adam dari debu tanah, dan kemudian Dia membentuk perempuan dari tulang rusuk yang diambil dari Adam. Mengapa Tuhan tidak menciptakan perempuan dari debu tanah juga, akan tetapi dari tulang rusuk laki-laki yang adalah bagian dari tubuhnya? Itu menunjukkan kehendak Tuhan yang wajar untuk meletakkan perempuan di bawah kuasa laki-laki. Oleh karena itu perempuan harus memakai tanda di kepalanya bahwa mereka ada di bawah laki-laki menurut prinsip penciptaan dari Tuhan (1 Kor 11:7-10).
5. Dalih-dalih dari Mereka yang Menyembah dengan Tidak Menutup Kepalanya
1) Penjelasan benar tentang 2 Korintus 3
Nabi-nabi palsu dan para pengikutnya yang menyembah dengan tidak menutup kepalanya, mereka salah menafsirkan Alkitab, dan merasionalkan tidak menutup kepalanya dengan ayat berikut;
2 Kor 3:13-16『Tidak seperti Musa, yang menyelubungi mukanya, supaya mata orang-orang Israel jangan melihat hilangnya cahaya yang sementara itu. Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya. Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka. Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya.』
Selubung yang dimaksud pada ayat di atas adalah tudung penutup wajah Musa: Untuk menerima Kesepuluh Firman Musa naik Gunung Sinai dan di sana dia ada bersama dengan Tuhan selama empat puluh hari empat puluh malam. Ketika dia turun dari gunung itu, wajahnya bersinar karena ia baru saja berbicara dengan Tuhan muka dengan muka, jadi umatnya takut dekat-dekat dengan dia. Lalu Musa menutup wajahnya dengan sebuah selubung saat berbicara dengan mereka (Kel 34:28-35). Dengan demikian, di 1 Korintus 3:13, selubung yang di atas dimaksudkan tudung yang menutupi wajah Musa, bukan tudung yang menutupi kepala perempuan. Kita harus membedakan firman bahwa selubung penutup muka Musa itu diambil dari padanya dengan tudung perempuan.
2) Penjelasan benar tentang 1 Korintus 11
“Sebab rambut diberikan kepada perempuan untuk menjadi penudung” (1 Kor 11:15). Sebagian orang salah menafsirkan ayat ini dan berdalih, “Jikalau seorang perempuan memiliki rambut yang panjang, dia tidak perlu menutupi kepalanya.”
Dalam 1 Korintus 11:1-14 Paulus telah menekankan bahwa kaum perempuan harus menutup kepala mereka saat sedang menyembah Tuhan. Jika firman di 1 Korintus 11:15 berarti bahwa perempuan tidak perlu menutup kepala mereka, lalu mengapa Paulus menekankan bahwa perempuan harus menutup kepalanya di dalam 1 Korintus 11:1-14? Yang mana yang menjadi perhatiannya, menutupi atau tidak menutupi? Pada masa itu, para perempuan di Korintus salah mengerti pengajaran berikut, “Karena laki-laki atau perempuan adalah satu di dalam Kristus Yesus” (Gal 3:28), dan walaupun mereka perempuan, ingin diperlakukan setara dengan laki-laki. Lagi pula mereka mengingini persamaan bahkan dalam peraturan menyembah. Katanya, “Mengapa hanya perempuan saja yang harus menutupi kepala, sedangkan kaum laki-laki tidak? Ini tindakan yang tidak adil.” Ini adalah protes dari mereka. Kemudian Paulus menyadarkan mereka bahwa perempuan harus menutupi kepala mereka, berdasarkan perasaan naluriah dari laki-laki dan perempuan.
1 Kor 11:13-15, BIMK『Coba Saudara-saudara sendiri menimbang hal ini: Apakah baik seorang perempuan berdoa kepada Allah di hadapan orang banyak, tanpa memakai tutup kepala? Dari pengalaman umum, kalian sudah diajar bahwa kalau laki-laki berambut panjang, itu sesuatu yang kurang patut. Tetapi bagi wanita, rambut diberikan kepadanya untuk menutupi kepalanya dan rambut panjang adalah kebanggaannya.』
Jika seorang perempuan memiliki rambut yang panjang, akan terlihat indah. Hal tersebut adalah ajaran Tuhan yang diam-diam dan persetujuan yang tersembunyi, yang menunjukkan bahwa ketika perempuan menutupi kepalanya dengan sesuatu bagaikan rambut panjang, perempuan itu terlihat indah di hadapan-Nya. Sebaliknya, jika laki-laki memiliki rambut yang panjang, akan tampak jelek. Hal itu juga ajaran Tuhan dengan persetujuan yang tersembunyi, sehingga kaum laki-laki tidak perlu menutup kepalanya. Sama seperti rambut perempuan yang panjang terlihat indah, perempuan dapat mengungkapkan keindahannya yang jasmani dan rohani di hadapan Tuhan dengan menutup kepalanya dengan sebuah tudung seperti rambut yang panjang. Dan sama seperti rambut laki-laki yang panjang adalah kehinaan, maka laki-laki akan kelihatan indah apabila ia tidak mengenakan penutup kepala untuk menjadi penudung. Sebab itu dikatakan bahwa diberikan kepada mereka sebagai tudung.
Pada perkataan ini, “untuk menjadi” sama artinya dengan dalam bahasa Yunani “αντι (anti)” yang artinya “mengenai” “sebagai ganti” “untuk.” Jadi firman, “Rambut diberikan kepada perempuan untuk menjadi penudung”, ada kemungkinan salah ditafsirkan seperti, “Rambut panjang diberikan sebagai ganti tudung, jadi dia tidak perlu menutup kepalanya.” Tetapi penafsiran yang demikian adalah salah. Arti yang sesungguhnya adalah bahwa rambut panjang dari seorang perempuan diberikan untuk mengajarkan bahwa perempuan harus menutup kepalanya dengan sesuatu.
6. Kesimpulan Tentang Tudung
Banyak orang menuntut perempuan tak perlu berkerudung. Namun, tentang tudung, Alkitab itu dengan jelas mengatakan “Jika ada yang mau bertengkar tentang masalah ini, satu-satunya yang saya dapat katakan ialah bahwa baik kita maupun jemaat-jemaat Allah lainnya, pada umumnya hanya mempunyai satu kebiasaan dalam jemaat; lain dari pada itu tidak ada” (Alkitab dalam Bahasa Indonesia Masa Kini 1 Kor 11:16).