Lompat ke konten

Pengajaran Sesat

Dalam Alkitab, kita sering sekali menemukan kata pengajaran sesat dan banyak orang Kristen sering juga menyebutkan kata itu. Pertama-tama, mari kita temukan apakah arti kata pengajaran sesat di dalam Alkitab.

Rasul Petrus telah mendefenisikan pengajaran sesat sebagai berikut;

2 Ptr 2:1-3 『Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka. Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat. Dan karena serakahnya guru-guru palsu itu akan berusaha mencari untung dari kamu dengan ceritera-ceritera isapan jempol mereka. Tetapi untuk perbuatan mereka itu hukuman telah lama tersedia dan kebinasaan tidak akan tertunda.』

Dari ayat di atas, kita dapat menyimpulkan ciri-ciri pengajaran sesat sebagai berikut:

1) Pengajaran sesat mengakibatkan kehancuran.

2) Pengajaran sesat menghujat jalan kebenaran.

3) Pengajaran sesat mengajari orang-orang cerita-cerita isapan jempol mereka, bukan dengan firman dalam Alkitab.

4) Pengajaran sesat dikendalikan oleh nabi-nabi palsu yang melawan Tuhan.

5) Pengajaran sesat sama sekali tidak mendatangkan keselamatan karena alasan-alasan tersebut di atas.

Lalu sekarang ini gereja manakah yang disebut pengajar sesat? Kita bisa tahu apakah gereja tersebut pengajar sesat atau tidak dengan melihat apakah gereja itu melakukan sesuai dengan Alkitab atau tidak.

1. Gereja yang Tidak Memelihara Sabat Adalah Gereja Sesat

Alkitab memerintahkan kita untuk merayakan Sabat, maka gereja yang tidak merayakan Sabat adalah gereja sesat. Setelah Tuhan menciptakan segalanya, Dia berhenti pada hari ketujuh dan menguduskannya dan menamainya, “Sabat” (Kej 2:1-3), hari peringatan akan kuasa Sang Pencipta. Dan Tuhan memerintahkan umat-Nya untuk merayakan hari itu dengan kudus sebagai perintah keempat di antara Kesepuluh Firman (Kel 20:8).

Lalu dalam seminggu hari apakah hari ketujuh itu? Itulah hari Sabtu. Alkitab membuktikan kebenaran ini maupun Gereja Katolik yang menyembah pada hari Minggu juga mengakui kebenaran ini sebagai berikut;

Tidak perlu lagi menyebut contoh-contoh lain, apakah setiap orang Kristen tidak wajib untuk menguduskan hari Minggu sambil tidak bekerja? Dan apakah itu bukan sebagai kewajiban paling penting di antara hukum? Tetapi anda dapat membaca Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu dan tidak akan menemukan satu pernyataan pun tentang pengudusan hari Minggu. Alkitab menekankan bahwa kebaktian agama adalah hari Sabtu, yang tidak pernah kami kuduskan.

Karena itu Gereja Katolik mengakui bahwa Sabat yang di dalam Alkitab adalah hari Sabtu dan ibadah Minggu yang dirayakan oleh kebanyakan gereja adalah peraturan yang diubah oleh Gereja Katolik. Di dalam buku “A History of the Early Church to A.D. 500” tertulis tentang asal mula ibadah Minggu sebagai berikut;

Akan tetapi mungkin bukti yang paling penting dari kebijakan ini adalah dekrit 321 yaitu peraturan ibadah Minggu. Peraturan ini menjadikan Hari Tuhan disamakan derajatnya dengan ibadah penyembahan berhala dan menandainya dengan berhenti bekerja. Ini penting untuk diperhatikan, akan tetapi, hari itu dijelaskan bukan dengan sebutan Kristen akan tetapi dengan cara yang sederhana yaitu hari pemujaan matahari dan tidak ada penyembah berhala yang menentang itu.

Melalui bukti-bukti tersebut, Sabat (Sabtu) pastilah perintah dari Tuhan dan ibadah Minggu adalah sebuah peraturan dari manusia yang dibuat oleh Konstantinus kaisar Roma. Hari Minggu adalah hari penyembahan penganut dewa matahari yang tidak ada dalam Alkitab sama sekali.

Sekarang, mari kita menyelidiki pada hari apakah Yesus telah menyembah, dan apa yang Dia lakukan pada hari penyembahan itu melalui hidup Kristus.

Luk 4:16 『Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.』

Yesus telah berkata bahwa ibadah hari Sabat adalah kebiasaan-Nya, dan Dia menerangkan Alkitab di rumah ibadat pada hari Sabat. Jikalau seseorang tidak mengikuti teladan Yesus ini, bagaimana dia dapat berkata, “Aku percaya kepada Yesus”? Segala sesuatu yang dilakukan Yesus adalah teladan untuk kita.

Yoh 13:15 『Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.』

Dikatakan bahwa Yesus telah memberikan suatu teladan kepada kita supaya kita juga berbuat sama seperti yang telah Dia perbuat kepada kita. Jadi, Yesus telah merayakan Sabat supaya kita juga merayakan Sabat, bukan?

  • Sabat hari ketujuh tanda peristirahatan kekal yang akan kita masuki (Ibr 4:4).
  • Sabat adalah peringatan di antara Tuhan dan umat-Nya (Yeh 20:12).
  • Tuhan sudah berjanji untuk membawa setiap orang yang memegang teguh perjanjian hari Sabat dan merayakannya akan dituntun ke rumah doa-Nya (Yes 56:6-7).
  • Tuhan sudah berkata bahwa berbahagialah manusia yang berpegang teguh pada perjanjian hari Sabat dan merayakannya (Yes 56:2).
  • Tuhan berjanji memberikan kesenangan kepada dia yang merayakan Sabat (Yes 56:7).
  • Tuhan bersaksi, siapa saja yang menajiskan dan melanggar kekudusan hari Sabat adalah suatu kejahatan (Yeh 22:26).
  • Tuhan menyamakan semua orang yang melanggar Sabat seperti singa yang berjalan berkeliling untuk memangsa jiwa manusia (Yeh 22:25).
  • Tuhan sudah berkata, Dia akan menghukum orang-orang yang tidak memelihara Sabat dengan api murka-Nya (Yeh 22:25-31).
  • Tuhan sudah berkata, akan memberikan kepada orang yang melanggar Sabat, peraturan-peraturan yang tidak baik yang olehnya mereka tidak dapat hidup (Yeh 20:24-26).

Menurut semua kebenaran di atas, kita sudah mengetahui bahwa gereja-gereja yang tidak merayakan Sabat adalah gereja sesat.

Saudara dan saudari kita yang tercinta! Bedakanlah kebenaran dari kebohongan, dan merayakanlah Sabat sehingga anda akan menjadi orang yang diberkati masuk ke kerajaan Tuhan.

2. Gereja yang Tidak Merayakan Paskah Adalah Gereja Sesat

Gereja yang tidak merayakan hari Paskah adalah gereja sesat, karena Alkitab memerintahkan kita untuk merayakan Paskah. Melalui Paskah kita memperoleh hidup yang kekal dan keselamatan sehingga kita dapat dilepaskan dari malapetaka dan dari kebinasaan. Yesus memberikan suatu teladan untuk merayakan Paskah supaya kita yang mengikuti kehidupan Kristus dapat menyadari betapa pentingnya kebenaran Paskah.

Mat 26:18-19 『Jawab Yesus: “Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru: waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku.” Lalu murid-murid-Nya melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka dan mempersiapkan Paskah.』

Dalam ayat di atas, Yesus telah berkata kepada murid-murid-Nya, “Aku mau merayakan Paskah,” dan murid-murid-Nya melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka dan mempersiapkan Paskah serta merayakannya. Para murid menaati perintah Yesus untuk merayakan Paskah dengan kudus bahkan setelah kenaikan-Nya (1 Kor 11:23). Namun sekarang, banyak gereja yang melawan Tuhan dengan cara menolak Paskah, sambil berkata, “Paskah adalah hukum Taurat yang telah ditiadakan, tidak perlu lagi dirayakan.” Gereja yang demikian adalah gereja sesat yang menolak menaati perintah Yesus. Dalam perintah ini, “Rayakanlah Paskah,” kita dapat menemukan kasih pengorbanan Yesus yang suci, yang hendak memberi kita hidup yang kekal melalui Paskah.

Mat 26:26-28 『Yesus mengambil roti… “Ambillah, makanlah, inilah tubuh-Ku.” Sesudah itu Ia mengambil cawan (anggur), mengucap syukur… “Minumlah, kamu semua, dari cawan ini. Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.”』

Pada Perjamuan Kudus Paskah, Yesus telah berjanji memberikan kepada kita hidup yang kekal dengan memberikan darah dan daging-Nya yang tidak bisa mati, dan mengumumkan itu sebagai perjanjian baru. Dengan demikian, Tuhan menyebut kepentingan Paskah dalam banyak ayat Alkitab, supaya umat yang merayakan Paskah mempunyai iman yang sempurna. Gereja yang mengabaikan Paskah adalah kelompok yang mengabaikan perintah Tuhan dan mereka tidak akan diselamatkan.

Di dalam Paskah kehendak Tuhan yang amat dalam disembunyikan:

  • Melalui Paskah, kita diberikan kuasa untuk memperoleh pengampunan dosa (Mat 26:28).
  • Paskah adalah kebenaran yang memberikan kita hidup kekal dan kita menjadi satu tubuh dengan Kristus (Yoh 6:54-57).
  • Jika kita merayakan Paskah, Setan akan dihakimi (Kel 12:12).
  • Jika kita merayakan Paskah, kita dapat diselamatkan dari segala malapetaka (Kel 12:13).
  • Jika kita merayakan Paskah, kita tidak akan dilenyapkan dari umat Tuhan (Bil 9:13).

Jika suatu gereja tidak merayakan Paskah peraturan hidup yang dibuktikan Alkitab seperti ini, pastilah itu gereja sesat.

3. Gereja yang Merayakan Kelahiran Kristus pada Tanggal 25 Desember Adalah Gereja Sesat

Tanggal 25 Desember adalah hari lahir dewa matahari sebagai hari perayaan Saturnalia, salah satu pesta Roma yang terbesar pada musim dingin dirayakan. Pesta penyembahan berhala yang termasuk paganisme menyusup ke dalam gereja-gereja dengan nama yang berbeda.

Dalam beberapa surat kabar, Joongang Ilbo (23 Des 1983), Donga Ilbo (8 Des 1970) dan Hankook Ilbo (8 Des 1970) pernah dilaporkan bahwa hari kelahiran Kristus bukanlah tanggal 25 Desember. Dan dalam buku sejarah Kristen juga dicatat bahwa 25 Desember bukanlah hari kelahiran Yesus melainkan hari kelahiran dewa matahari di Roma.

Apakah sikap kita yang menganggap Kristus sama dengan dewa matahari itu dapat disebut beriman yang benar? Dan kelakuan menyembah berhala dapat disebut ajaran sesat, bukan? Gereja yang merayakan kelahiran Kristus pada tanggal 25 Desember adalah gereja sesat.

4. Gereja yang Menyembah Salib Adalah Gereja Sesat

Salib adalah alat yang digunakan untuk menghukum mati penjahat ganas pada zaman Roma kuno. Jadi anggapan salib sebagai benda suci berarti mengambil bagian dalam komplotan Setan dan berbuat dosa karena salib hanyalah alat yang di atasnya Yesus telah menderita, diperlakukan sebagai seorang penjahat. Tuhan jelas berfirman kepada kita “Jangan menyembah berhala apa pun.” Kita harus menyadari bahwa salib yang dibentuk dan diperindah dengan emas dan perak oleh tukang adalah hanya berhala yang tidak dapat memberikan kita keselamatan atau hidup yang kekal (Yer 10:3-5).

Kita telah diselamatkan oleh darah Yesus yang kudus yang ditumpahkan di atas kayu salib bukan oleh kayu salib, alat pembunuhan itu sendiri. Oleh karena itu, menegakkan salib di dalam atau di luar gereja dan berdoa di depannya adalah kelakuan yang melawan Alkitab, dan gereja yang melakukan hal itu adalah gereja sesat. Namun sekarang kebanyakan orang yang disebuat Kristen yang mengaku percaya kepada Tuhan tidak menilai kebenaran melalui Alkitab, tetapi membedakan gereja yang benar dari gereja yang palsu sesuai dengan penampilan luarnya seperti berikut, “Seberapa besar pengaruh yang dimiliki gereja itu? Berapa banyak pengikut gereja itu? Apakah pemimpin gereja itu memiliki pendidikan yang tinggi? Berapa persembahan yang dikumpulkan?” Dari tolak ukur tersebut, kita dapat dengan mudah menebak betapa tercelanya para pemimpin agamawi sekarang ini. Mereka buta secara rohani, sehingga tidak dapat membedakan yang benar dari yang bohong.

Yes 5:20 『Celakalah mereka yang menyebutkan kejahatan itu baik dan kebaikan itu jahat, yang mengubah kegelapan menjadi terang…』

Maka dalam kebodohan memutarbalikkan kebenaran jadi kebohongan, kebohongan jadi kebenaran, sekarang ini sudah menjadi terbiasa. Situasi ini sangat mirip dengan situasi saat kedatangan Yesus yang pertama kali pada 1.900 tahun yang lalu. Pada waktu itu para pemimpin agama yang tidak mengerti Injil yang disampaikan Yesus menyebut Yesus “Sekte orang Nasrani” (Kis 24:5). Dan kemudian mereka menyalibkan-Nya dan melakukan hal-hal yang memalukan seperti meludahi wajah-Nya, menampar-Nya, dan membagi-bagi jubah-Nya dengan cara mengundi dan mengolok-olok-Nya. Akan tetapi walaupun gereja palsu menyebut gereja yang benar “sebuah sekte yang sesat” dan mengolok-oloknya, kebenaran tidak dapat menjadi pengajaran sesat. Kebenaran tetap kebenaran walaupun itu disebut pengajaran sesat, dan kebohongan tetap kebohongan walaupun disebut kebenaran. Meskipun seekor serigala memakai pakaian bulu domba, dia tidak bisa menjadi domba, bukan? Zaman sekarang ini, banyak kelompok agamawi menuduh Gereja Tuhan sebagai gereja sesat dengan tidak adil, mereka adalah seperti orang-orang Farisi yang memanggil Yesus sebagai “Sekte orang Nasrani.” Jika mereka menyebut gereja yang mengikuti Alkitab sebagai gereja sesat, harus menyebut apa gereja yang tidak mengikuti Alkitab?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *