Lompat ke konten

Pencobaan dan Kemenangan

Dalam kehidupan iman kita, kadang-kadang dicobai oleh Setan si jahat. Dia melemahkan hati kita yang ingin maju ke dunia rohani, dan membuat kita mundur ke kehancuran melalui berbagai perkara duniawi (materi, kehormatan, orang tua, anak-anak, pertengkaran, kebencian, kekuasaan, uang, cinta, kecemburuan, iri hati, kemasyuran dan sebagainya), supaya kita tidak bisa masuk ke dalam kerajaan sorga. Dari cobaan-cobaan Setan tersebut, kita harus keluar sebagai pemenang.

 

1. Mengapa Kita Dicobai?

1) Oleh karena keinginan sendiri (Yak 1:14).

2) Sama seperti seorang anak mengalami penyakit campak dalam proses pertumbuhan, demikian juga iman kita akan bertumbuh apabila kita berhasil mengatasi cobaan tersebut.

3) Karena Tuhan ingin mengetahui apakah kita taat akan perintah-perintah-Nya atau tidak (Ul 8:1-2).

 

2. Bagaimana Cara dari Iblis Untuk Mencobai Kita?

1) Dengan harta benda, saat kita sedang miskin.

2) Dengan membuat kita ragu akan kehendak Tuhan.

3) Dengan menunjukkan kekayaan atau kemuliaan duniawi, membuat kita lebih suka benda-benda duniawi yang demikian daripada percaya kepada Tuhan.

4) Melalui penyembahan berhala.

5) Dengan membuat keluarga kita (orang tua, anak-anak, istri, suami) atau kenalan kita (tetangga, teman-teman) menghina kita.

6) Dengan membuat harta kita meningkat, dan membuat kita lebih memuja uang daripada menyembah Tuhan.

7) Dengan membuat kita ragu-ragu akan kebenaran melalui injil yang palsu.

8) Dengan menggunakan kekerasan atau ketakutan, menutup jalan menuju Tuhan.

9) Dengan memecah-belah persaudaraan dalam iman sehingga mereka saling membenci satu sama lain, dan tidak bisa bersatu. Hal ini adalah pencobaan yang paling besar.

 

3. Untuk Apa Iblis Mencobai Kita?

Dengan mencobai kita, Setan bermaksud supaya kita melakukan dosa dan tersesat serta melawan Tuhan, lalu kemudian mengikuti dia. Dengan kata lain, pencobaan adalah jerat untuk menghancurkan jiwa kita lalu membawa kita ke neraka. Iblis adalah musuh kita, yang sangat senang sekali melihat jiwa kita dihancurkan.

 

4. Bagaimana Cara Kita Dapat Mengatasi Pencobaan?

1) Berjaga-jaga dan berdoa terus-menerus, tidak jatuh ke dalam pencobaan (Mat 26:41).

2) Dengan meneguhkan iman, kita harus menang (Ef 6:16). Iman adalah senjata yang dapat mengalahkan iblis dan sumber kekuatan untuk mengatasi dunia (1 Yoh 5:4).

3) Dengan bersandar pada firman Tuhan (Mat 4:2-11).

4) Dengan memiliki pertahanan dan ketekunan (Yak 1:2-4).

5) Tuhan tidak akan membiarkan kita dicobai melampaui kekuatanmu (1 Kor 10:13).

6) Dengan hanya mengandalkan Tuhan.

7) Dengan mengambil semua perlengkapan senjata Tuhan (Ef 6:13).

8) Tuhan menyelamatkan orang-orang yang saleh dari pencobaan (2 Ptr 2:9).

9) Saat Setan mencobai kita untuk membenci saudara-saudari, kita harus mengasihi saudara-saudari kita lebih lagi, barulah Setan akan mundur.

 

5. Apakah Berkat-Berkat Setelah Mengatasi Pencobaan?

1) Iman kita menjadi lebih sempurna (1 Ptr 5:10).

2) Iman kita menjadi lebih teguh (1 Ptr 5:10).

3) Iman kita menjadi lebih kuat (1 Ptr 5:10).

4) Iman kita menjadi lebih tetap (1 Ptr 5:10).

5) Ujian terhadap iman kita akan menghasilkan ketekunan (Yak 1:3).

6) Kita akan menerima mahkota kehidupan (Yak 1:12).

7) Iman kita menjadi dewasa dan sempurna (Yak 1:4).

8) Setan meninggalkan kita (Mat 4:11).

9) Malaikat-malaikat datang melayani kita (Mat 4:11).

 

6. Bapa Leluhur yang Berhasil Mengatasi Pencobaan

1) Yesus

Setelah Yesus berpuasa selama empat puluh hari empat puluh malam, Yesus dicobai oleh iblis. Hal tersebut menunjukkan proses di mana kita juga akan dicobai ketika kita mempercayai dan mengikuti Yesus. Cobaan yang pertama adalah kebutuhan fisik, yaitu makanan. Yesus berhasil mengatasi pencobaan yang pertama melalui firman, “Manusia tidak hidup dari roti saja, akan tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Tuhan.” Yang kedua adalah mencobai kuasa Tuhan. Yesus melawan iblis dengan firman ini, “Janganlah mencobai Tuhan Allahmu.” Yang ketiga adalah iblis meminta kepada Yesus untuk sujud menyembah kepadanya sambil berkata, “Semua itu akan kuberikan kepadamu, jika Engkau sujud menyembah aku.” Yesus mengalahkan Setan dengan firman, “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis; Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti.” Bagaimana Yesus mengalahkan semua pencobaan Setan ini, menjadi teladan bagi kita bahwa kita pun dapat mengalahkan pencobaan apa pun dan mampu mengatasinya (Mat 4:1-11).

 

2) Abraham

Abraham telah memutuskan untuk memberikan semua kekayaannya kepada Ishak yang dilahirkan Sara baginya saat dia berusia seratus tahun. Namun Tuhan memerintahkan Abraham untuk mempersembahkan Ishak anak tunggalnya yang paling ia kasihi. Meskipun demikian, Abraham tidak mengeluh terhadap Tuhan yang menyuruhnya untuk mengorbankan anaknya yang paling berharga karena ia percaya janji Tuhan yaitu membuat keturunannya sebanyak bintang di langit. Abraham menunjukkan pada Tuhan keteguhan imannya bahwa ia mengasihi-Nya lebih dari putranya dengan cara menaati kehendak Tuhan. Setelah berhasil mengatasi pencobaan tersebut, dia diberkati dengan luar biasa sehingga dia disebut bapa dari semua orang percaya (Kej 22:5).

 

3) Ayub

Tuhan telah mengizinkan iblis untuk mencobai Ayub dengan berbagai kesusahan, Ayub kehilangan harta kekayaan dan juga anak-anaknya. Dan dia mengalami borok-borok dari kaki sampai ke ujung kepalanya. Dan lagi pula istrinya berkata kepadanya, “Kutuklah Tuhan dan matilah.” Namun Ayub tidak kehilangan imannya sampai pada akhirnya. Setelah Ayub berhasil mengatasi ujian tersebut, Tuhan membuatnya makmur lagi dan memberinya dua kali lipat lebih banyak dari sebelumnya. Tuhan kemudian memberkati hidup Ayub lebih dari hidupnya yang terdahulu (Ayb 42:10-17).

 

4) Rasul Paulus

Selama Rasul Paulus memberitakan Injil Tuhan, telah menerima lima kali empat puluh kurang satu pukulan, satu kali dia dilempari dengan batu dan pingsan selama satu malam dan siang. Dalam perjalanannya dia sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. Dia banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali dia tidak tidur, dia lapar dan dahaga, kerap kali dia berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian. Walaupun dia ada di bawah semua tekanan ini, dia tetap mempertahankan imannya dan menyelesaikan tuga pemberitaan Injil sampai akhir hidupnya, makanya dia dapat menerima mahkota kebenaran yang sudah disediakan baginya di kerajaan sorga (2 Kor 11:23-28).

 

5) Sadrak, Mesak dan Abednego

Sadrak, Mesak dan Abednego, tiga sahabat Daniel telah diancam bahwa mereka akan dilemparkan ke dalam tungku api jika mereka tidak sujud menyembah dewa yang dibuat dari emas. Akan tetapi mereka tidak pernah sujud menyembah berhala, mereka mempertahankan iman mereka dengan teguh sampai akhir. Akhirnya mereka dilemparkan ke dalam dapur perapian yang dipanaskan tujuh kali lebih panas dari biasanya, tetapi api tidak membakar tubuh mereka tak seujung rambut pun terluka; tidak ada bau terbakar dari tungku itu. Iman mereka mengejutkan Nebukadnezar raja Babel dan para pengawalnya dan para penasehat, sehingga membuat mereka bertobat kepada Tuhan. Lagi pula, mereka diangkat menjadi pengurus yang tinggi di Babel (Dan 3:1-30).

 

6) Yosua dan Kaleb

Ketika Musa mengirim dua belas orang untuk mengintai tanah Kanaan, sepuluh orang mengabarkan berita buruk kepada bangsa Israel tentang negeri yang mereka intai karena mereka lupa akan janji Tuhan dan mengabaikan iman mereka. Lapor mereka, “Semua orang yang kami lihat adalah orang-orang raksasa, kami melihat diri seperti belalang. Bagaimana kita dapat mengalahkan mereka?” Jadi seluruh bangsa Israel mengeluarkan suara nyaring mereka, meratap dan menggerutu terhadap Musa sehubungan dengan berita buruk tersebut, Yosua dan Kaleb membesarkan hati mereka dengan sekuat tenaganya dan berkata, “Janganlah takut kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang TUHAN menyertai kita.” Di antara kedua belas pengintai tersebut, hanya Yosua dan Kaleb yang memasuki tanah Kanaan karena mereka mengatasi pencobaan atas keraguan terhadap kuasa Tuhan (Bil 13:1-14:38).

 

7) Musa

Sebagai anak angkat putri Firaun di Mesir, Musa mampu mencapai kedudukan tertinggi, yaitu sebagai raja Mesir. Akan tetapi dia lebih memilih menderita bersama umat Tuhan untuk memperoleh kemuliaan abadi di sorga daripada menikmati kesenangan sementara di dunia ini. Dengan demikian, dia mengalahkan pencobaan terhadap kuasa bumi ini.

 

8) Daniel

Daniel telah berdoa tiga kali sehari (pagi, siang, dan sore) menghadap Yerusalem. Musuhnya bersekongkol untuk merusak hubungannya dengan Tuhan dan membuat Daniel jatuh dalam kesusahan, tetapi Daniel tetap berdoa dengan sungguh-sungguh sekalipun dia sudah mengetahui hal tersebut. Akhirnya, Daniel diselamatkan dan dilindungi Tuhan dari singa yang lapar dalam gua singa dan membuktikan kemuliaan Tuhan di hadapan banyak orang.

Kemenangan Daniel adalah hasil ketekunan yang tak henti-hentinya untuk tetap taat pada perintah dan ketetapan Tuhan walaupun nyawanya terancam (Dan 6:1-28).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *