Lompat ke konten

Kebaktian adalah upacara untuk menghormati Tuhan dengan merendahkan hati sendiri. Dan memberi kemuliaan dengan doa, nyanyian dan bersyukur atas kasih yang agung dari Tuhan, yang memberikan keselamatan, berkat untuk hidup yang kekal dan mengampuni dosa dengan cuma-cuma kepada kita yang telah ditakdirkan mati, supaya kita masuk ke dalam kerajaan sorga.

 

1. Hari Kebaktian

1) Harus berkebaktian pada hari Sabat

Sabat adalah hari peringatan akan kuasa Tuhan, Sang Pencipta. Dengan merayakan Sabat, kita mengetahui bahwa Tuhan telah menciptakan langit dan bumi. Dan ketika kita memuji keagungan kuasa-Nya dan berkebaktian di depan Tuhan secara kudus, kita diberikan berkat hari Sabat yang melimpah, yang telah disediakan Tuhan bagi kita.

Sabat di dalam Alkitab adalah hari Sabtu, jadi kebaktian Sabat haruslah diadakan pada hari Sabtu. Di samping itu, kebaktian hari Ketiga untuk pentahiran diadakan pada hari Selasa malam.

2) Harus berkebaktian pada hari-hari raya

Pada zaman Perjanjian Lama, domba atau kambing dipersembahkan sebagai korban penghapus dosa pada kebaktian hari Sabat dan hari raya. Segala korban tersebut merupakan nubuat bahwa Kristus akan dikorbankan untuk dosa-dosa kita. Dan mungkin juga ada orang yang hendak mati untuk orang benar, tetapi Kristus telah dikorbankan sebagai ganti dosa kita, para pendosa.

Pengorbanan yang begitu besar terkandung pada setiap kebaktian hari raya. Dalam kebaktian hari raya terkandung arti untuk merendahkan diri dan bersyukur atas pengorbanan dan kasih Kristus, yang telah wafat di atas salib untuk kita yang sangat kurang ini.

Selain itu, dalam setiap hari raya terkandung arti nubuat dan kehendak Tuhan yang dilaksanakan-Nya. Hari raya yang harus dirayakan setiap tahun adalah hari raya Paskah, hari raya Roti Tidak Beragi, hari raya Hasil Pertama, hari raya Tujuh Minggu, hari raya Serunai, hari raya Pendamaian, dan hari raya Pondok Daun. Di samping itu, baiklah berkebaktian apabila ada hal khusus.

 

2. Tujuan Berkebaktian

1) Untuk memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan

Objek penyembahan kita adalah Tuhan. Tuhan sendiri telah menciptakan langit dan bumi dan memberikan nafas dan hidup kepada manusia, dan menyelamatkan kita, orang berdosa serta menjanjikan kerajaan sorga dengan firman kebenaran. Tuhan telah memerintahkan kita untuk menyembah-Nya. Bukan karena Dia ingin dilayani oleh kita, manusia, melainkan karena Dia ingin memberkati para penyembah-Nya untuk memberikan hak menjadi anak-anak Tuhan, yaitu umat kerajaan sorga.

Melalui kebaktian, kita memiliki hubungan erat dengan Tuhan sambil mengerti hubungan antara Tuhan dengan kita sama seperti hubungan orang tua dengan anak-anaknya, raja dengan rakyatnya, Sang Pencipta dengan ciptaan-Nya. Ada banyak sekali tuhan-tuhan seperti tuhan pelindung, tuhan kayu, roh-roh jahat, tuhan matahari, tuhan bulan dan sebagainya. Jadi kita dapat memastikan Tuhan manakah yang kita sembah sekarang melalui kebaktian, dan memuji-muji pada kasih karunia-Nya, hubungan antara Tuhan dan kita akan terikat lebih erat dengan tali kasih yang tak dapat terputuskan.

Im 26:12 『Tetapi Aku akan hadir di tengah-tengahmu dan Aku akan menjadi Allahmu dan kamu akan menjadi umat-Ku.』

Yoh 4:23 『Tetapi saatnya akan datang dan tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; Sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.』

2) Untuk menerima pengampunan dosa dan berdamai dengan Tuhan

Tujuan utama kebaktian adalah untuk menerima pengampunan dosa dan berkat. Oleh karena dosa-dosa, kita telah terpisah dari Tuhan (Yes 59:1-3).

Pada zaman Perjanjian Lama, bangsa Israel telah menyembah Tuhan untuk menerima pengampunan dosa dengan darah binatang. Sekarang kita dilepaskan dari rantai dosa dan cara untuk berdamai kembali dengan Tuhan telah dibuka karena lambang korban domba, yaitu Kristus sendiri telah datang dan berkorban untuk dosa kita (Ef 2:12-19). Oleh karena itu sewajarnya kita menyembah Tuhan untuk mengingat dan memperingati kasih Kristus yang telah mengorbankan diri-Nya bagi kita.

3) Untuk memanjatkan rasa syukur dan kemuliaan kepada Tuhan

Tuhan adalah Sang Pencipta, yang telah menciptakan segala sesuatu. Setiap orang hidup menerima kasih karunia Tuhan tanpa disadari. Dia merencanakan segala sesuatu dan melaksanakannya untuk kebaikan kita. Kasih Tuhan tidak terlihat dengan jelas, tetapi Dia mengasihi kita secara diam-diam dan seterusnya.

Why 4:11 『Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; Dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan.』

Sungguhlah wajar bagi kita, makhluk ciptaan menyembah Tuhan yang layak menerima kemuliaan, hormat dan ucapan syukur.

4) Untuk diberkati

Tuhan mencari penyembah-penyembah yang menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran, dan berjanji memberkati mereka. Semua kebaktian telah dijanjikan kasih karunia dan berkat Tuhan. Dengan mempersembahkan seribu korban bakaran, Salomo telah diberi hikmat lalu dipanggil sebagai raja hikmat dan negerinya membesar dalam berkat Tuhan (1 Raj 3:4-14). Dan rumah Obed-Edom, di mana tabut Tuhan ditempatkan diberkati dengan luar biasa (2 Sam 6:9-11).

 

3. Sikap dan Hati Penyembah

1) Kita harus berkebaktian dengan hormat dan syukur kepada Tuhan.

2) Kita harus berkebaktian dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap pikiran  kita.

3) Kita harus berkebaktian dengan meninggikan Tuhan dan merendahkan diri di hadapan-Nya.

4) Kita harus berkebaktian dengan sikap memohon pengampunan yang disertai dengan pertobatan.

5) Kita harus berkebaktian dengan memenuhi hati kita hanya dengan firman Tuhan, membuang semua pikiran jasmani.

6) Kita harus berkebaktian kudus dengan hati yang mengasihi Tuhan.

 

4. Urutan Kebaktian

Urutan kebaktian tidak dapat diatur secara sama, tetapi dilakukan sesuai situasi yang khusus di setiap gereja. Biasanya seperti berikut;

1) Doa Dalam Hati: Kita menutup mata, menenangkan diri dan merindu akan Tuhan (Mzm 143:5), tidak mengeluarkan suara.

2) Pujian Kemuliaan: Menyanyi untuk bersyukur atas kasih karunia Tuhan dan memuliakan-Nya (Why 5:13). Saat itu, jemaat-jemaat-Nya memuji-muji sambil berdiri.

3) Doa: Doa dilakukan menurut urutan berikut; mengucap syukur, memberi kemuliaan, bertobat dan memohon. Biasanya yang memimpin doa adalah pengkhotbah (semua jemaat tetap berdiri). Setelah berdoa, boleh duduk.

4) Pujian: Memuliakan dengan pujian sesuai dengan tema kebaktian (nyanyian tentang peristirahatan pada hari Sabat, nyanyian tentang hari raya pada hari raya dan nyanyian tentang tema yang cocok dengan kebaktian).

5) Doa: Doa tambahan dengan ucapan syukur, kemuliaan dan permohonan kepada Tuhan; Semoga Tuhan memberkati pengkhotbah supaya dia dapat menyampaikan makanan (firman Tuhan) kepada orang-orang kudus, dan memberkati orang-orang kudus sehingga mereka menerima pengertian dan berkat. Semua orang kudus berlutut berdoa dengan tangan dilipat, merendahkan hati dan menundukkan kepala. Saat itu, doa dapat dilakukan oleh jangnonim atau jeondosanim, atau kadang-kadang oleh anggota dalam situasi yang khusus (di gereja berkursi boleh duduk di kursi).

6) Pujian Khusus: Pujian khusus yang dinyanyikan oleh paduan suara untuk meninggikan Tuhan, membuat penyembahan lebih bertambah karunia-Nya. Hal ini boleh tidak dilakukan, jika tidak memenuhi syarat.

7) Khotbah: Pengkhotbah menyampaikan firman Tuhan kepada orang-orang kudus dengan segenap hati supaya mereka dapat menyadari dan mengerti kehendak Tuhan. Sama seperti tubuh kita akan lapar dan kehausan bila tidak makan, demikian pula roh kita akan menjadi lemah dan sakit jika kita tidak makan makanan rohani, yaitu firman Tuhan. Jadi khotbah itu sangat penting.

8) Persembahan Dan Pujian: Kita boleh memberi persembahan sambil memuji Tuhan dengan nyanyian janji agar diberkati-Nya.

※ Sebelum mulai menyerahkan persembahan dan pujian, pemimpin kebaktian harus membaca ayat mengenai persepuluhan dan persembahan.

9) Doa Untuk Persembahan: Memilih salah seorang dari pemimpin kebaktian, jangnonim, jeondosanim, dan gwonsanim sebagai pendoa dan berdoa dengan ucapan berkat dan syukur untuk persepuluhan dan persembahan. Anggota-anggota berlutut dan menundukkan kepala dalam berdoa dengan hormat.

※ Boleh siapa saja memimpin doa dalam situasi yang khusus.

10) Memperkenalkan Anggota Baru: Memperkenalkan anggota baru yang dibimbing ke dalam kebenaran selama seminggu, dan semua orang kudus berbagi dalam kasih sukacita bersama anggota baru. Penuntun anggota baru dulu memberitahukan hidup iman dia, lalu bagaimana dia menerima kebenaran (anggota baru pun bisa memberitahu sendiri), dan akhirnya memperkenalkan nama dan tempat tinggalnya. Semua anggota menyambut dia dengan sepenuh hati dan membimbing mereka ke jalan yang benar sampai mereka terbiasa dalam semua yang ada di gereja, mengasihi dan menolong mereka.

11) Pengumuman: Pemimpin memberitahukan kepada jemaat tentang kabar baik tentang gereja atau anggota, dan menginformasikan pengumuman resmi. Semua anggota sukacita bersama dalam hal yang gembira dan berbagi kesulitan dalam hal yang sulit, untuk mengingatkan bahwa mereka semuanya adalah bagian dari satu tubuh.

12) Urie Wonhanen Gido (Doa Pengharapan Kita): Semua anggota mengucapkan doa ini.

13) Doa Dalam Hati: Semua anggota berkomunikasi dengan Tuhan dalam hati dan minta permohonan kepada-Nya, sambil mengucap syukur atas kebaktian dan memohon kasih karunia-Nya dan berkat-Nya untuk selamanya.

14) Pengumuman Penutup: Pemimpin mengumumkan penutupan kebaktian setelah memberitahukan waktu untuk kebaktian berikutnya sambil berharap agar bertemu lagi.

※Peraturan ini berlaku setiap kebaktian yang diadakan pada pagi, sore, malam.

※Berlaku pada kebaktian hari Ketiga dan hari Sabat. Kebaktian hari raya boleh diadakan sesuai dengan Buku Upacara.

 

5. Keperluan Kebaktian

1) Alkitab, buku Nyanyian Baru (Why 14:3), tudung hanya untuk anggota wanita (1 Kor 11:5).

2) Persepuluhan dari apa yang telah didapatkan selama seminggu dan persembahan (Mal 3:7-12; Luk 21:1-4).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *