Bagi bangsa Israel, telah ada ketujuh hari raya agamawi menurut perintah Tuhan.
1) Hari raya Paskah 2) Hari raya Roti Tidak Beragi
3) Hari raya Hasil Pertama 4) Hari raya Tujuh Minggu
5) Hari raya Serunai 6) Hari raya Pendamaian
7) Hari raya Pondok Daun
Hari-hari raya ini memiliki ciri khusus yang ditetapkan menurut perintah Tuhan. Di dalamnya terkandung penyembahan, pujian, ucapan syukur kepada Tuhan dan pertobatan dari dosa-dosa kita. Dan terkandung juga nubuat seperti bayangan dari pekerjaan penyelamatan Tuhan. Ketujuh hari raya ini dibagikan menjadi tiga bagian, maka di dalam Ulangan tidak tertulis semua hari raya melainkan hanya hari raya Roti Tidak Beragi, hari raya Tujuh Minggu dan hari raya Pondok Daun (Ul 16:16).
Mengapa tidak tertulis semua hari raya yakni ketujuh hari raya melainkan tiga hari raya saja dalam Ulangan? Karena ketika mengelompokkan ketujuh hari raya menjadi tiga bagian, ketiga hari raya tersebut menjadi nama hari raya yang mewakili hari raya yang lain. Ketujuh hari raya tersebut dikelompokkan menjadi tiga bagian sebagai berikut; Yang pertama adalah hari raya Paskah dan hari raya Roti Tidak Beragi, kedua adalah hari raya Hasil Pertama dan hari raya Tujuh Minggu, dan ketiga adalah hari raya Serunai dan hari raya Pendamaian serta hari raya Pondok Daun. Di dalam Ulangan tertulis hanya ketiga hari raya yang mewakili ketujuh hari raya, tetapi sebenarnya di dalam ketiga hari raya itu termasuk ketujuh hari raya sehingga disebut sebagai “Ketujuh hari raya dalam tiga bagian.” Di samping itu, ada juga hari raya Purim dan hari raya Pentahbisan yang bukan hukum Musa.
1. Ringkasan Hari Raya
1) Hari raya Paskah
(1) Tanggal: Tanggal 14 bulan pertama (Nisan) pada waktu senja
(2) Asal mula: Bebas dari Mesir
(3) Janji: Pengampunan dosa, hidup yang kekal, lepas dari tulah, penghakiman bagi allah-allah lain dan meterai Tuhan.
(4) Penggenapan nubuat: Pembebasan bangsa Israel dari Mesir melalui Musa pada hari Paskah berarti Tuhan membebaskan kita dari dunia dosa melalui Yesus Kristus pada hari raya Paskah. Melalui Paskah, Yesus telah memberkati kita dengan roti dan anggur dan mengadakan perjanjian baru.
2) Hari raya Roti Tidak Beragi
(1) Tanggal: Tanggal 15 bulan pertama (Nisan)
(2) Asal mula: Penderitaan bangsa Israel dalam pelarian dari Ramses pada tanggal 15 bulan pertama sampai menyeberangi Laut Merah melalui Musa. Penderitaan mereka ketika jatuh ke dalam dilema karena di depan mereka ada Laut Merah dan di belakangnya ada pasukan Mesir yang mengejar mereka sampai Tuhan membimbing mereka dengan tiang awan dan api dan menyeberangi Laut Merah, laut penderitaan itu.
(3) Janji: Disempurnakan melalui penderitaan. Yang menderita demi Kristus, merekalah pemilik kerajaan sorga (Mat 5:10).
(4) Penggenapan nubuat: Agar memperingati penderitaan setelah Paskah sampai menyeberangi Laut Merah, mereka makan roti tidak beragi dan sayur pahit. Hari raya ini telah digenapi melalui penderitaan Yesus. Setelah Paskah, Yesus telah menderita di atas salib untuk dosa-dosa kita selama enam jam dari pukul 9 pagi sampai pukul 3 sore. Pada waktu Perjanjian Lama, bangsa Israel mengingat penderitaannya sambil memakan roti tidak beragi dan sayur pahit, dan pada waktu Perjanjian Baru, mengambil bagian dalam penderitaan Kristus dengan berpuasa (Mrk 2:20).
3) Hari raya Hasil Pertama
(1) Tanggal: Hari pertama sesudah Sabat yang pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi (hari Minggu yang pertama)
(2) Asal mula: Mendarat dari Laut Merah dan membinasakan musuh yang mengejar mereka.
(3) Janji: Kebangkitan
(4) Penggenapan nubuat: Bangsa Israel memasuki Laut Merah melalui Musa yang melambangkan Yesus masuk ke dalam kubur, dan mendarat dari Laut Merah melambangkan Yesus bangkit dari kubur. Mereka telah membawa seberkas gandum hasil pertama lalu mempersembahkannya di hadapan Tuhan pada hari pertama (hari Minggu) setelah Sabat. Hari raya tersebut menunjukkan bahwa Yesus bangkit sebagai buah sulung pada hari Minggu.
4) Hari raya Tujuh Minggu
(1) Tanggal: Hari kelima puluh setelah hari raya Hasil Pertama
(2) Asal mula: Hari Musa naik ke Gunung Sinai untuk menerima Kesepuluh Firman yang pertama.
(3) Janji: Roh Kudus hujan awal musim
(4) Penggenapan nubuat: Yesus mencurahkan Roh Kudus ke atas para murid pada hari kelima puluh setelah hari Kebangkitan.
Sama seperti Musa telah menghancurkan Kesepuluh Firman yang pertama saat ia turun dari gunung karena melihat umatnya menyembah berhala, demikian pula Roh Kudus yang dicurahkan pada hari raya Pentakosta telah diambil kembali oleh Tuhan karena gereja menjadi sekuler.
5) Hari raya Serunai
(1) Tanggal: Tanggal 1 bulan ketujuh (Bulan Ethanim)
(2) Penggenapan nubuat: Meniup serunai untuk mengumumkan hari raya Pendamaian telah digenapi melalui Gerakan Kedatangan Kristus Yang Kedua Kali oleh William Miller selama sepuluh tahun.
6) Hari raya Pendamaian
(1) Tanggal: Tanggal 10 bulan ketujuh (Bulan Ethanim)
(2) Asal mula: Musa telah memecahkan Kesepuluh Firman yang pertama karena bangsa Israel berdosa terhadap Tuhan dengan menyembah lembu emas tuangan. Setelah itu bangsa Israel mengakui kesalahan mereka dan bertobat, maka Tuhan mengampuni mereka lalu memerintahkan Musa untuk naik kembali ke gunung, kemudian dia turun dengan membawa Kesepuluh Firman yang kedua pada hari raya Pendamaian.
(3) Janji: Pengampunan dosa
(4) Penggenapan nubuat: Diadakan upacara untuk memindahkan dosa-dosa umat-Nya di atas kambing jantan Azazel dan melepaskan kambing itu ke padang gurun. Kambing Azazel melambangkan iblis, menanggung dosa dari semua orang dan menderita di lautan api yang bagaikan padang gurun untuk selama-lamanya dan akhirnya mati. Sama seperti bangsa Israel telah diberikan Kesepuluh Firman yang kedua kalinya pada hari raya Pendamaian, demikian juga kebenaran Gereja Awal yang telah diruntuhkan, mulai dipulihkan sejak 22 Oktober 1844 (hari raya Pendamaian).
7) Hari raya Pondok Daun
(1) Tanggal: Tanggal 15-22 bulan ketujuh (Bulan Ethanim)
(2) Asal mula: Bangsa Israel yang mendengar kehendak Tuhan yang disampaikan oleh Musa setelah ia turun dari Gunung Sinai pada tanggal 10 bulan ketujuh dalam kalender suci, membawa sangat banyak bahan-bahan untuk membuat kemah suci.
(3) Janji: Penginjilan untuk menyempurnakan kota Yerusalem. Roh Kudus hujan akhir musim (Yoh 7:37).
(4) Penggenapan nubuat: Bangsa Israel telah membawa persembahan kepada Musa untuk membangun kemah suci. Hari raya ini digenapi melalui penginjilan terakhir untuk mengumpulkan 144.000 orang-orang kudus yang melambangkan bahan-bahan yang terakhir untuk menyempurnakan Yerusalem sorgawi (Why 3:12).
2. Perjamuan Kudus Paskah
Sejarah Israel dipenuhi dengan kemenangan setelah mengatasi berbagai pencobaan dan kesulitan. Dalam setiap kemenangan, selalu ada perlindungan dari Tuhan dan Paskah. Paskah adalah hari bangsa Israel dibebaskan dari perbudakan di tanah Mesir selama 430 tahun. Dan melalui Paskah mereka berhasil meruntuhkan tembok Yerikho. Dan pada hari Paskah, Yesus telah mengadakan perjanjian baru untuk melepaskan manusia dari dosa.
Demikianlah, keberhasilan penginjilan juga senantiasa disertai Paskah. Jadi Paskah merupakan hari kudus yang mengandung takdir Tuhan yang luar biasa. Alkitab memperingatkan kita untuk memelihara Paskah pada hari keempat belas bulan pertama (bulan Nisan atau Abib) pada waktu senja (Im 23:5).
1) Asal mula Paskah
Tuhan telah mengutus Nabi Musa ke Mesir untuk membebaskan bangsa Israel dari Mesir karena mereka telah diperbudak di Mesir selama 430 tahun. Nabi Musa meminta dengan sungguh-sungguh kepada Firaun, raja Mesir untuk membebaskan bangsa Israel. Namun setiap kali Firaun menolak permintaannya, sehingga Tuhan menurunkan sepuluh tulah yang dahsyat di atas tanah Mesir.
Meskipun demikian, Firaun tetap mengeraskan hatinya sampai pada tulah yang kesembilan. Akhirnya, Firaun kehilangan putera sulungnya, terjadilah ratapan yang hebat di Mesir. Orang Israel menandai pintu rumahnya dengan darah domba sesuai dengan perintah Tuhan. Sehingga tidak satu pun yang dibunuh, karena malaikat pemusnah melihat darah lalu melewati mereka. Akhirnya Firaun menyadari bahwa dia tidak mempunyai kuasa untuk menahan bangsa Israel lebih lama lagi sehingga ia membiarkan mereka pergi. Bangsa Israel yang sangat ingin bebas dari Mesir karena telah menjadi budak selama ratusan tahun, telah maju ke tanah Kanaan, yakni tanah perjanjian yang penuh sukacita kebebasan dan pembebasan (Kel 12:1-37).
2) Tata upacaranya
Kel 12:5-10 『Anak dombamu (domba Paskah) itu harus jantan, tidak bercela, berumur setahun; kamu boleh sebagai domba atau kambing. Kamu harus mengurungnya sampai hari yang keempat belas bulan ini; lalu seluruh jemaah Israel yang berkumpul, harus menyembelihnya pada waktu senja. Kemudian dari darahnya haruslah diambil sedikit dan dibubuhkan pada tiang pintu dan pada ambang atas, pada rumah-rumah di mana orang memakannya. Dagingnya harus dimakan mereka pada malam itu juga; yang dipanggang mereka harus makan dengan roti yang tidak beragi beserta sayur pahit. Janganlah kamu memakannya mentah atau direbus dalam air; haruslah dipanggang di api, lengkap dengan kepalanya dan betisnya dan isi perutnya. Janganlah kamu tinggalkan apa-apa dari daging itu sampai pagi; apa yang tinggal sampai pagi kamu bakarlah habis dengan api.』
Semua tulang dari domba Paskah tidak boleh satu pun dipatahkan. Hal tersebut telah digenapi oleh Yesus, sebagai domba Paskah (1 Kor 5:7); saat Yesus disalibkan, tidak satu pun dari tulang-Nya dipatahkan tetapi hanya lambung-Nya ditikam dengan tombak, sedangkan kedua penjahat di sebelah kiri dan kanan-Nya tulang kakinya dipatahkan (Bil 9:12; Yoh 19:33-36).
3) Penggenapan nubuat Paskah
Sejarah bangsa Israel selama empat puluh tahun di padang gurun menunjukkan masa Injil selama 2.000 tahun. Paskah yang telah dirayakan oleh bangsa Israel ketika keluar dari Mesir merupakan bayangan, dan Paskah yang telah dirayakan oleh Yesus dan murid-murid-Nya adalah kenyataannya; sama seperti Tuhan telah membebaskan Israel dari perbudakan Mesir melalui Paskah, demikian juga Yesus membebaskan kita dari perbudakan dosa melalui Paskah.
Dan Paskah dirayakan Israel di padang gurun Sinai pada tahun kedua setelah keluar dari Mesir menjadi bayangan (Bil 9:1-14), dan kenyataannya adalah Paskah yang dirayakan oleh para rasul sebagai perjanjian baru setelah kenaikan Yesus. Paskah yang dirayakan Israel di Gilgal, seberang Yerikho sebelum mereka memasuki tanah Kanaan setelah 40 tahun di padang gurun adalah bayangan, dan kenyataannya adalah Paskah yang dirayakan oleh orang yang tersisa sebelum mereka memasuki Kanaan sorgawi.
Oleh sebab itu Paskah yang dirayakan di Mesir lalu menuntun bangsa Israel jasmani dipimpin oleh Musa ke padang gurun, adalah bayangan dari Yesus menuntun bangsa Israel rohani ke padang gurun iman setelah merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Nya lalu disalibkan.
3. Hari Raya Roti Tidak Beragi
Hari raya Roti Tidak Beragi melambangkan penderitaan Yesus di atas salib, dirayakan pada hari kelima belas bulan pertama dalam kalender suci (Im 23:6).
1) Asal mula hari raya Roti Tidak Beragi
Asal mula perayaan ini berawal dari penderitaan bangsa Israel saat menyeberangi Laut Merah setelah merayakan Paskah lalu meninggalkan tanah Mesir. Pada masa itu Firaun telah melepaskan bangsa Israel, tapi kemudian pikirannya berubah dan mengejar mereka untuk dibawa kembali ke Mesir, bersama dengan enam ratus pasukan berkuda terbaiknya dan pasukan berkuda Mesir lainnya. Ketika pasukan Firaun mendekat, bangsa Israel sangat berketakutan, lalu berteriak kepada TUHAN dan mengeluh kepada Musa. Pada saat itu, Tuhan membelah Laut Merah menjadi dua bagian sehingga menjadi tanah kering melalui tongkat Musa, supaya bangsa Israel menyeberangi Laut Merah dengan selamat. Ditulis bahwa jumlah laki-laki sebanyak enam ratus ribu orang, jadi berapa banyak jumlah anak-anak dan perempuan? Tuhan telah memisahkan bangsa Israel dari pasukan Mesir dengan tiang awan dan tiang api sehingga memperlambat pengejaran pasukan Mesir. Kita bisa bayangkan betapa terburu-buru dan gugupnya hati orang yang berlari dalam situasi sedemikian. Semua kesulitan dan kesukaran dalam situasi sedemikian telah menjadi asal mula hari raya Roti Tidak Beragi (Kel 14:1-31).
2) Tata upacara hari raya Roti Tidak Beragi
Pada waktu perjanjian lama, Tuhan telah menyuruh makan roti tidak beragi (roti yang dibuat tanpa ragi) dan sayur pahit, sehingga mereka mengingat penderitaan tersebut, maka roti tidak beragi disebut roti penderitaan (Ul 16:3). Nubuat tentang hal tersebut menggambarkan Yesus akan menderita di atas salib. Pada waktu perjanjian baru, Tuhan telah memerintahkan kita mengambil bagian dalam penderitaan Yesus dengan berpuasa pada hari tersebut.
Mrk 2:20 『Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.』
3) Nubuat dan penggenapannya
Hari raya Roti Tidak Beragi adalah peringatan penderitaan, yang menggambarkan penderitaan Kristus di atas salib. Hal bangsa Israel masuk ke dalam Laut Merah menggambarkan bahwa Yesus akan masuk ke dalam kubur, dan naik dari laut menggambarkan kebangkitan Yesus. Hal tersebut dinyatakan melalui baptisan yang kita lakukan sekarang. Musa telah memimpin bangsa Israel jasmani ke Gurun Sinai pada hari raya Roti Tidak Beragi, dan Yesus telah memimpin bangsa Israel rohani ke padang gurun iman dari dunia yang penuh dosa (dilambangkan sebagai Mesir).
Barangsiapa percaya dan dibaptis, dia telah menyeberangi Laut Merah dan memasuki padang gurun iman. Alasan kita merayakan hari raya Roti Tidak Beragi adalah kita mengambil bagian dalam penderitaan di salib bersama Kristus, sehingga kita lebih dulu merasakan penderitaan yang akan terjadi kepada kita supaya kita diberi kuasa oleh Tuhan untuk mengatasi sengsara dan pencobaan yang akan kita hadapi (Luk 22:43-44).
4. Hari Raya Hasil Pertama
Hari raya Kebangkitan Yesus adalah hari peringatan akan kuasa Tuhan yang besar. Hari itu disebut sebagai hari raya Hasil Pertama. Ini merupakan perayaan kudus Tuhan, yang dirayakan pada hari setelah Sabat (hari Minggu) setelah hari raya Roti Tidak Beragi (Im 23:9-14).
1) Asal mula hari raya Hasil Pertama
Bangsa Israel dapat menyeberangi Laut Merah dengan selamat di bawah perlindungan Tuhan sekalipun saat itu mereka sangat gugup dan ketakutan oleh kejaran pasukan Mesir. Akan tetapi pasukan Mesir yang mengejar mereka terkubur dalam air karena air laut yang terbelah dua kembali seperti semula. Tuhan telah memerintahkan mereka untuk memperingati hari itu, pada harinya mereka keluar dari Laut Merah, setiap tahun, agar mereka tetap mengingat hari kebesaran kuasa Tuhan itu; inilah asal mula hari raya Hasil Pertama (Kel 14:26-31).
2) Tata upacara hari raya Hasil Pertama
Kata hasil pertama itu menunjukkan makna hari raya ini. Bangsa Israel telah membawa seberkas gandum pertama kepada imam, dan imam mempersembahkan berkas tersebut di hadapan Tuhan agar diterima pada hari setelah hari Sabat (hari Minggu) (Kel 23:9-11).
Pada waktu Perjanjian Baru, pada hari tersebut Yesus memberikan roti setelah mengucap syukur kepada kedua murid-Nya yang hendak pergi ke sebuah desa yang disebut Emaus, dan kemudian mata rohani mereka terbuka dan mereka dapat mengenali-Nya (Luk 24:13-35).
3) Nubuat dan penggenapan hari raya Hasil Pertama
Tuhan telah memerintahkan untuk mempersembahkan seberkas gandum pertama di hadapan Tuhan agar diterima pada hari setelah Sabat (pada hari Minggu).
Im 23:10-12 『Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: Apabila kamu sampai ke negeri yang akan Kuberikan kepadamu, dan kamu menuai hasilnya, maka kamu harus membawa seberkas hasil pertama dari penuaianmu kepada imam, dan imam itu haruslah mengunjukkan berkas itu di hadapan TUHAN, supaya TUHAN berkenan akan kamu. Imam harus mengunjukkannya pada hari sesudah sabat itu.』
Di sini, gandum pertama (buah sulung) melambangkan Kristus, yang telah bangkit dari mati sebagai buah sulung dari semua yang tertidur.
1 Kor 15:20 『Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.』
Seberkas gandum pertama, persembahan hari raya Hasil Pertama dipersembahkan di hadapan Tuhan pada hari setelah Sabat, yaitu hari Minggu, dan hasil pertama itu melambangkan Kristus. Jadi memang benar hari raya Kebangkitan, hari Yesus bangkit dari maut jatuh pada hari Minggu (hari setelah hari Sabat).
Mrk 16:2-6 『Dan pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu (hari Minggu), setelah matahari terbit, pergilah mereka ke kubur. Mereka berkata seorang kepada yang lain: “Siapa yang akan menggulingkan batu itu bagi kita dari pintu kubur?” Tetapi ketika mereka melihat dari dekat, tampaklah, batu yang memang sangat besar itu sudah terguling. Lalu mereka masuk ke dalam kubur dan mereka melihat seorang muda yang memakai jubah putih duduk di sebelah kanan. Mereka pun sangat terkejut, tetapi orang muda itu berkata kepada mereka: “Jangan takut! Kamu mencari Yesus orang Nazaret, yang disalibkan itu. Ia telah bangkit. Ia tidak ada di sini. Lihat! Inilah tempat mereka membaringkan Dia.”』
Oleh sebab itu, hari raya Hasil Pertama merupakan bayangan dari hari raya Kebangkitan. Sama seperti hari raya Hasil Pertama telah dirayakan pada hari Minggu, hari setelah Sabat, demikian juga hari raya Kebangkitan dirayakan pada hari Minggu sebagai penggenapan nubuat. Itulah sebabnya hari raya Hasil Pertama, yakni hari raya Kebangkitan dirayakan pada hari Minggu setiap tahun. Yesus telah bangkit dari maut sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal karena Dialah kenyataan korban persembahan pada hari raya Hasil Pertama yang termasuk ketujuh hari raya dalam tiga bagian yang telah ditetapkan sebagai peraturan abadi.
Mat 27:52-53 『Dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit. Dan sesudah kebangkitan Yesus, mereka pun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang.』
Orang-orang kudus yang diselamatkan melalui Injil pada waktu itu menjadi gandum yang dituai pada musim panen gandum, dan sekarang ini orang-orang kudus yang akan diselamatkan menjadi gandum yang menguning pada panen terakhir, musim gugur (Kel 23:16).
5. Hari Raya Tujuh Minggu
Hari raya Tujuh Minggu disebut sebagai hari raya Pentakosta dalam Perjanjian Baru yang dirayakan pada hari kelima puluh, setelah hari raya Hasil Pertama, hari mereka membawa berkas gandum pertama sebagai persembahan unjukan kepada TUHAN. Perayaan ini disebut sebagai hari raya Tujuh Minggu karena terdapat tujuh kali Sabat di antara hari raya Hasil Pertama dan hari raya Pentakosta (Im 23:15-16).
1) Asal mula hari raya Tujuh Minggu
Musa naik ke Gunung Sinai untuk pertama kali pada hari keempat puluh setelah menyeberangi Laut Merah. Dia menerima segala perintah Tuhan dan turun dari gunung, lalu memberitahukan semua kehendak Tuhan kepada umat-Nya. Sepuluh hari kemudian pada hari kelima puluh setelah menyeberangi Laut Merah, dia naik lagi ke Gunung Sinai untuk menerima Kesepuluh Firman. Tuhan telah memerintahkan umat-Nya untuk memperingati hari ini, yang merupakan asal mula dari hari raya Tujuh Minggu (Kel 24:1-18).
2) Nubuat dan penggenapan hari raya Tujuh Minggu
Hari raya Tujuh Minggu, adalah hari raya Pentakosta yaitu hari turunnya Roh Kudus, yang menyebabkan pertumbuhan gereja yang sangat pesat pada masa Gereja Awal (Kis 2:1-47). Akan tetapi gereja menjadi sekuler dan pecah sehingga Roh Kudus semakin dingin, maka akhirnya Roh Kudus diambil kembali. Hal ini telah dinubuatkan dalam hari raya: Saat Musa turun dari gunung setelah menerima Kesepuluh Firman, dia melihat orang Israel menyembah lembu emas sehingga dia amat marah lalu melemparkan loh batu itu dari tangannya sehingga pecah di bawah bukit itu. Hal ini menubuatkan bahwa Roh Kudus yang dicurahkan kepada para rasul pada hari raya Pentakosta, telah diambil kembali oleh karena gereja sekuler dan jahat.
6. Pekan Doa Hari Raya Serunai
Hari raya Serunai adalah permulaan perayaan panen pada musim gugur. Bangsa Israel telah mengadakan pertemuan kudus dengan meniup sangkakala sebagai persiapan hari raya Pendamaian pada hari pertama bulan ketujuh dalam kalender suci (Im 23:24).
1) Asal mula hari raya Serunai
Tuhan telah memerintahkan orang Israel untuk merayakan hari raya Pendamaian setiap tahun, hari Musa turun dengan menerima Kesepuluh Firman yang tertulis pada dua loh batu kedua kali, agar mereka mengingat hari itu dan bertobat dari dosa-dosa mereka. Mereka telah menyiapkan hari raya Pendamaian dalam roh dan kebenaran, sambil meniup serunai selama sepuluh hari sebelum hari raya Pendamaian, bertobat dari dosa yang mereka lakukan selama setahun dan membersihkan dari hal-hal yang tidak kudus.
2) Tata upacara hari raya Serunai
Mereka telah memperingatinya dengan meniup serunai dan mempersembahkan korban api-apian kepada Tuhan (Im 23:23-25).
3) Nubuat dan penggenapannya
Apa yang ada dalam Perjanjian Lama merupakan bayangan dari apa yang akan datang, jadi hari raya ini adalah bayangan yang menunjukkan akan ada Gerakan Kedatangan Kristus Yang Kedua Kali oleh William Miller dari tahun 1834 sampai 1844. Sepuluh hari antara hari raya Serunai dan hari raya Pendamaian melambangkan sepuluh tahun menurut nubuat (Yeh 4:6). Gerakan selama sepuluh tahun ini telah menggenapi nubuat hari raya Serunai untuk menyiapkan hari raya Pendamaian, hari Yesus memasuki Tempat Maha Kudus di sorga pada tanggal 22 Okt 1844, yaitu tanggal 10 bulan ketujuh dalam kalender suci. Demikianlah, segala nubuat di dalam ketujuh hari raya dalam tiga bagian pasti digenapi.
Sama seperti pada hari raya Serunai bangsa Israel telah meniup serunai dengan keras, telah ada gerakan yang besar mengenai kedatangan Yesus yang kedua kali seperti tiupan serunai. Dari hari pertama bulan ketujuh tahun 1844 dalam kalender suci, semua orang kudus telah berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan. Yesus telah menerima doa mereka lalu masuk ke dalam Tempat Maha Kudus di sorga pada tanggal 22 Okt 1844, hari raya Pendamaian, yaitu tanggal 10 bulan ketujuh dalam kalender suci. Tuhan telah mengadakan Gerakan Kedatangan Kristus Yang Kedua Kali melalui William Miller untuk menggenapi kehendak-Nya. Dengan demikian, Tuhan menggenapi kehendak-Nya dengan cara yang tidak terduga ketika kita tidak mengenal kehendak Tuhan dan tidak melakukannya. Seperti tertulis;
Luk 19:37-40 『Aku berkata kepadamu: Jika mereka ini diam, maka batu ini akan berteriak.』
Karena itu, mereka telah mengadakan gerakan itu tanpa menyadarinya, tetapi menghasilkan penggenapan nubuat hari raya Serunai. Itulah sebabnya kita bersama-sama harus merayakan hari raya Serunai dengan satu hati dan berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Tuhan selama sepuluh hari sampai hari raya Pendamaian. Dan saat Yesus membakar kemenyan, doa kita juga akan naik seperti asap kemenyan sampai ke hadapan Tuhan (Why 8:3-4). Dan Tuhan akan menjawab doa kita dan menurunkan berkat yang berlimpah-limpah yang tidak terbatas kepada kita.
7. Hari Raya Pendamaian
Hari raya Pendamaian adalah tanggal 10 bulan ketujuh dalam kalender suci, dosa yang telah dibuat bangsa Israel selama satu tahun diampuni (Im 23:27).
1) Asal mula hari raya Pendamaian
Bangsa Israel telah tinggal di padang gurun selama empat puluh tahun setelah bebas dari Mesir. Tuhan telah menyuruh Musa naik ke Gunung Sinai untuk memberi hukum yang diperlukan untuk memerintah umat-Nya. Setelah menerima panggilan Tuhan, Musa berpuasa empat puluh hari empat puluh malam lamanya dia menerima Kesepuluh Firman yang ditulis oleh Tuhan sendiri. Bangsa Israel berpikir bahwa Musa telah mati, karena Musa tidak turun sama sekali bahkan setelah empat puluh hari. Mereka berpikir bahwa mereka telah kehilangan pemimpinnya, maka membuat tuhan untuk memimpin mereka sampai ke tanah Kanaan. Lalu mereka membuat lembu emas dan menyembahnya, makan, minum dan menari mengelilinginya. Saat Musa turun dari Gunung Sinai, dia terkejut melihat perbuatan mereka, dan dia sangat marah lalu melemparkan kedua loh batu dari tangannya sehingga hancur di kaki bukit. Lalu dia membakar lembu itu, menghancurkannya menjadi abu, dan menyuruh orang Israel meminumnya. Ada sekitar tiga ribu orang telah dibunuh dengan pedang.
Bangsa Israel yang berdosa terhadap Tuhan oleh karena hal-hal tersebut telah bertobat dari dosanya dengan sungguh-sungguh, dan sebagai jawaban atas pertobatan mereka Tuhan telah memberi Musa Kesepuluh Firman yang baru. Bangsa Israel mendapat sekali lagi Kesepuluh Firman yang telah dihancurkan berarti Tuhan akan mengampuni dosa mereka. Hari Musa menerima Kesepuluh Firman yang kedua dan turun adalah hari raya Pendamaian yang dirayakan setiap tahun (Kel 32:1-35).
2) Tata upacara hari raya Pendamaian
(1) Kambing jantan Azazel melambangkan Setan
Pada zaman Perjanjian Lama, seekor lembu jantan telah dikorbankan sebagai korban penghapus dosa bagi imam, dan dikorbankan juga kambing bagi umatnya. Lalu membuang undi atas kedua kambing jantan itu, satu undi dipersembahkan kepada Tuhan sebagai persembahan pendamaian dan yang lainnya bagi Azazel menjadi persembahan yang akan mati di padang gurun.
Dosa orang Israel yang dibawa ke Tempat Kudus diletakkan di atas kepala kambing jantan pada hari raya Pendamaian, lalu kambing itu dilepaskan ke padang gurun. Ini dilambangkan sebagai dosa-dosa kita, yang ditanggung sementara oleh Kristus yang melambangkan Tempat Maha Kudus, dan nantinya akan ditimpakan semuanya atas Setan melalui hari raya seperti hari Paskah atau hari raya Pendamaian, maka Setan menderita di jurang yang dalam dan dibinasakan. Prinsip ini telah dijelaskan melalui hari raya Pendamaian (Im 16:6-22).
(2) Hari di mana imam besar memasuki Tempat Maha Kudus sekali setahun
Ibr 9:7 『Tetapi ke dalam kemah yang kedua (Tempat Maha Kudus) hanya imam besar saja yang masuk sekali setahun dan harus dengan darah yang ia persembahkan karena dirinya sendiri dan karena pelanggaran-pelanggaran, yang dibuat oleh umat-Nya dengan tidak sadar.』
3) Nubuat dan penggenapan hari raya Pendamaian
Nubuat dalam upacara: Dosa rakyat → Dibawa ke Tempat Kudus → Pada hari raya Pendamaian dosanya dipindahkan ke kambing jantan Azazel → Kambing jantan Azazel memikul semua dosa dan menderita di padang gurun, akhirnya mati.
Penggenapan nubuat: Dosa kita → Kristus pikul sementara → Pada hari raya Pendamaian, dosa kita dipindahkan ke Setan yang dilambangkan kambing jantan Azazel → Setan disiksa di neraka dan dihukum binasa selamanya.
8. Pertemuan Penginjilan Hari Raya Pondok Daun
Hari raya Pondok Daun adalah akhir dari hari raya penuaian dan hari raya tahunan, dirayakan dari tanggal 15 sampai tanggal 22 pada bulan ketujuh dalam kalender suci (Im 23:34-36).
1) Asal mula hari raya Pondok Daun
Setelah Musa turun dari gunung dengan membawa Kesepuluh Firman yang kedua kalinya, dia telah menjelaskan kepada umat Israel tentang perjanjian dan pekerjaan untuk membangun kemah suci (Kel 34:27-35). Kemudian mereka membawa kepada Tuhan segala jenis bahan-bahan seperti emas, perak, lenan dan kayu dengan berkelimpahan untuk membangun kemah suci selama tujuh hari dari hari kelima belas bulan ketujuh (Kel 35:4-29; 36:5-7). TUHAN telah menetapkan hari itu sebagai hari raya Pondok Daun dan memerintahkan untuk merayakannya, supaya bangsa Israel merayakan itu turun-temurun, sehingga mereka dapat mengingat selama tujuh hari mereka telah membawa bahan-bahan untuk membangun kemah suci, dan memperingati hari itu. Hari raya Pondok Daun juga disebut sebagai hari raya Kemah.
2) Tata upacara hari raya Pondok Daun
Setiap kali bangsa Israel merayakan hari raya Pondok Daun, mereka telah membuat kemah, mengambil pohon Zaitun dan murad atau korma untuk membuat kemah, di sekitar pelataran rumah Tuhan dan menutup atap rumah mereka. Dan mereka tinggal dengan sukacita di sana selama tujuh hari dan menguduskannya, saling menolong satu sama lain (Neh 8:10-19; Im 23:39-43; Ul 16:11-15; Za 14:15-18).
3) Nubuat dan penggenapan hari raya Pondok Daun
Dalam Alkitab kayu melambangkan manusia (Yer 5:14), dan bahan-bahan bait suci melambangkan orang-orang kudus (Why 3:12). Bangsa Israel telah membuat pondok daun (rumah yang dibuat dari rumput dan pohon-pohonan) dan tinggal sukacita di dalamnya selama tujuh hari, dan mereka mengumpulkan bahan-bahan untuk bangun kemah suci melalui Musa selama tujuh hari. Sejarah tersebut adalah bayangan yang menunjukkan pekerjaan injil di atas bumi akan diselesaikan dengan mengumpulkan 144.000 orang-orang kudus yang dilambangkan sebagai kayu atau bahan-bahan untuk bait suci.
Kita harus meletakkan dasar untuk gerakan mengumumkan kedatangan Yesus dengan mengumpulkan orang-orang kudus, bahan-bahan untuk bait suci melalui penginjilan sama seperti orang Israel yang telah mengumpulkan bahan-bahan untuk kemah suci.
4) Janji tentang hari raya Pondok Daun
Hari raya Pondok Daun adalah hari yang diberkati karena kita diberi kuasa Roh Kudus untuk mengumpulkan 144.000 orang kudus yang merupakan bahan-bahan untuk bait suci Yerusalem Sorgawi. Tentang hal tersebut Nabi Zakharia telah bernubuat;
Za 14:16-19 『Maka semua orang yang tinggal dari segala bangsa yang telah menyerang Yerusalem, akan datang tahun demi tahun untuk sujud menyembah kepada Raja, TUHAN semesta alam, dan untuk merayakan hari raya Pondok Daun. Tetapi bila mereka dari kaum-kaum di bumi tidak datang ke Yerusalem untuk sujud menyembah kepada Raja, TUHAN semesta alam, maka kepada mereka tidak akan turun hujan. Dan jika kaum Mesir tidak datang dan tidak masuk menghadap, maka kepada mereka akan turun tulah yang ditimpakan TUHAN kepada bangsa-bangsa yang tidak datang untuk merayakan hari raya Pondok Daun. Itulah hukuman dosa Mesir dan hukuman dosa segala bangsa yang tidak datang untuk merayakan hari raya Pondok Daun.』
Nubuat di atas menunjukkan bahwa mereka yang tidak merayakan hari raya Pondok Daun baginya tidak akan turun hujan (Roh Kudus), dan tulah dan hukuman akan menimpa mereka. Meskipun demikian, sebagian orang yang tidak merayakan hari raya Pondok Daun berkata, “Kita sudah menerima Roh Kudus,” “Kita pasti menerima berkat Tuhan.” Kita harus menyadari bahwa kata-kata demikian adalah tipu daya Setan. Tuhan telah berjanji Roh Kudus hanya turun atas umat yang merayakan hari raya Pondok Daun. Mengenai hal ini, Yesus telah berkata dengan tegas;
Yoh 7:37-39 『Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu (hari raya Pondok Daun), Yesus berdiri dan berseru: “Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup.” Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya;』
Nabi Zakharia telah menjelaskan bahwa kepada mereka yang tidak merayakan hari raya Pondok Daun tidak akan turun hujan. Dan Yesus telah berkata, bahwa orang yang merayakan hari raya Pondok Daun akan menerima Roh Kudus.
Mempertimbangkan kedua firman di atas, hujan pada hari raya Pondok Daun berarti Roh Kudus yang akan dikaruniakan pada hari raya Pondok Daun. Roh Kudus adalah anugerah Tuhan yang turun hanya ke atas mereka yang merayakan hari raya Pentakosta dan hari raya Pondok Daun. Namun demikian, mereka yang tidak merayakan hari raya Pondok Daun berkata bahwa mereka telah menerima Roh Kudus. Menurut anda apakah itu pekerjaan Roh Kudus atau roh jahat? Itu pastilah pekerjaan allah lain yang bukan Tuhan, karena Dia telah berjanji Roh Kudus diberikan hanya kepada mereka yang merayakan hari raya Pondok Daun. Tuhan tidak pernah mengatakan hal-hal yang sia-sia. Seperti janji Tuhan, mereka yang tidak merayakan hari raya Pondok Daun tidak dapat menerima Roh Kudus.
Pada zaman dahulu, orang Farisi telah mengetahui bahwa Mesias akan datang, tetapi ketika Dia datang mereka tidak menerima-Nya. Demikian juga sekarang ini kebanyakan ahli Alkitab tahu pencurahan Roh Kudus hujan akhir, tetapi mereka tidak sadar bagaimana mereka dapat menerima Roh Kudus (Yer 8:7; 3:3).
5) Pekerjaan roh jahat yang menyamar seperti Roh Kudus dengan mengadakan mukjizat dan keajaiban
Kita hidup dalam keadaan lingkungan yang diperintah oleh kepercayaan rakyat sejak zaman dahulu. Tukang-tukang sihir, perwakilan perdukunan, menipu banyak orang dengan mengadakan berbagai keajaiban dan mukjizat yang tidak dapat dimengerti oleh pikiran manusia seperti melompat-lompat dan menari-nari di atas pisau tajam tanpa luka sedikit pun.
Dulu pernah ada seorang wanita desa yang memiliki kekuatan sakti menyembuhkan orang sakit hanya dengan melihat wajahnya saja. Dan ada pula seorang Amerika yang dapat memberitahu penyakit seseorang dan memberi obat melalui mimpi. Apakah hal-hal seperti ini adalah pekerjaan Roh Kudus walaupun terjadi pada orang-orang yang tidak percaya kepada Tuhan?
Nah, kalau begitu mari kita temukan hal-hal yang ajaib dan mukjizat yang terjadi pada orang-orang yang tidak merayakan hari raya Pentakosta atau hari raya Pondok Daun adalah pekerjaan roh apa melalui firman peringatan dalam Alkitab.
2 Tes 2:9-12 『Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka. Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mereka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta, supaya dihukum semua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan.』
Ayat di atas menunjukkan bahwa segala jenis mukjizat palsu, tanda-tanda dan pekerjaan ajaib adalah pekerjaan Setan si roh jahat, dan bukan pekerjaan Roh Kudus. Akan tetapi banyak juga yang masih menganggap bahwa itu adalah pekerjaan Roh Kudus, tanpa ragu sedikit pun. Sekarang ini zaman yang sangat menakutkan karena iblis berkeliling seperti singa kelaparan, mencari orang yang bisa diterkamnya. Kita harus membedakan Roh Kudus dari roh-roh jahat dengan belajar Alkitab, supaya roh kita jangan binasa.
Seekor ikan tidak dapat hidup tanpa air. Sama halnya, Roh Kudus tidak bisa tetap ada tanpa kebenaran. Oleh sebab itu, Yesus telah menyebut Roh Kudus adalah “Roh Kebenaran” (Yoh 15:26). Sebelum kita mengalami pekerjaan yang bersifat ketuhanan, kita harus memastikan apakah firman yang kita pelajari adalah kebenaran yang membawa keselamatan dan hidup yang kekal atau tidak. Yesus telah berkata bahwa orang yang tidak melakukan firman-firman Tuhan adalah orang jahat, karena melanggar hukum Tuhan dan tidak akan pernah bisa memasuki kerajaan sorga, meskipun mereka dapat mengadakan tanda-tanda mukjizat dan pekerjaan ajaib sebagai nabi (pendeta, penatua atau jeondosa dan lain-lain). Dengan mengatakan hal demikian, Yesus telah memberitahukan kita bahwa kita bisa memasuki kerajaan sorga hanya melalui kebenaran dan perintah Tuhan, bukan dengan kuasa tanda ajaib dan mukjizat.
Mat 7:21-23 『Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku; Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir Setan demi nama-Mu dan mengadakan mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!』
Dengan demikian, nabi-nabi palsu membanggakan diri kepada Yesus, bahwa mereka telah mengadakan banyak mukjizat demi nama Tuhan seperti membuat orang yang lumpuh berjalan, yang bisu bicara, dan yang tuli bisa mendengar. Namun Yesus telah berkata jelas, “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” Jika pekerjaan ajaib mereka berasal dari kuasa Roh Kudus, bagaimana mereka melakukan kejahatan, yaitu tidak melakukan perintah Tuhan? Dan jikalau pekerjaan mereka berasal oleh kuasa Roh Kudus, akankah Yesus menyangkal mereka? Semua hal tersebut mempersaksikan bahwa semua pekerjaan mereka bukanlah pekerjaan dari kuasa Roh Kudus, melainkan pekerjaan dari kuasa roh jahat.
Di samping itu, Alkitab telah bernubuat bahwa roh jahat akan menipu banyak orang dengan mengadakan tanda-tanda mukjizat dan pekerjaan ajaib pada akhir zaman.
Why 13:13-14 『Dan ia mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua orang. Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda, yang telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan mata binatang itu. Dan ia menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup itu.』
Nubuat di atas menunjukkan bahwa binatang tersebut akan menyesatkan penduduk bumi dengan tanda-tanda ajaib melalui kuasa yang diberikan oleh iblis. Kita harus memiliki hikmat untuk membedakan Roh Kudus dari roh jahat dengan iman berdasarkan firman Tuhan, tidak berdasarkan pengalaman pribadi kita; jikalau kita hanya mengikuti mukjizat dan tanda-tanda ajaib saja tanpa ada kebenaran di dalamnya, kita akan tersesat oleh Setan. Dan Alkitab itu juga telah berkata;
Why 16:13-14 『Dan aku melihat dari mulut naga dan dari mulut binatang dan dari mulut nabi palsu itu keluar tiga roh najis yang menyerupai katak. Itulah roh-roh setan yang mengadakan perbuatan-perbuatan ajaib, dan mereka pergi mendapatkan raja-raja di seluruh dunia, untuk mengumpulkan mereka guna peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa.』
Nubuat ini berarti roh-roh jahat juga melakukan tanda-tanda ajaib, yang membuat banyak orang tersesat pada zaman sekarang ini. Oleh karena itu kita harus memiliki hikmat untuk membedakan Roh Kudus dari roh jahat, dan tetap memegang keselamatan dan harapan kerajaan sorga.
Why 19:20-21 『Maka tertangkaplah binatang itu dan bersama-sama dengan dia nabi palsu, yang telah mengadakan tanda-tanda di depan matanya, dan dengan demikian ia menyesatkan mereka yang telah menerima tanda dari binatang itu dan yang telah menyembah patungnya. Keduanya dilemparkan hidup-hidup ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang. Dan semua orang lain dibunuh dengan pedang, yang keluar dari mulut Penunggang kuda itu; dan semua burung kenyang oleh daging mereka.』
Melalui nubuat, Tuhan telah membiarkan kita mengetahui dan memberikan kemampuan untuk membedakan yang benar dari yang salah di dalam hati kita, bahwa cara nabi-nabi palsu untuk menyesatkan penduduk bumi adalah mengadakan mukjizat atau pekerjaan ajaib. Maka tidak boleh kita menyangkal firman yang benar supaya tidak dibutakan oleh mukjizat dan keajaiban. Roh Tuhan selalu menyertai kebenaran, tinggal dalam kebenaran dan bekerja sesuai dengan hukum kebenaran dan perjanjian. Meskipun demikian, banyak gereja sekarang salah mengerti bahwa kesembuhan berbagai penyakit adalah berkat Roh Kudus, dan berkata di setiap kebaktian kebangkitan rohani, “Terimalah berkat Roh Kudus seperti nuklir dan seperti hujan deras.” Penilaian mereka yang salah membuat banyak orang tidak memiliki hikmat untuk membedakan kebenaran dari kebohongan, dan mengabaikan iman terhadap kerajaan sorga dan diisi dengan keadaan yang tetap pada waktu yang tetap. Sehingga karena itu harapan atas hidup kekal dan kerajaan sorga yang abadi hilang.
Sekarang, kita harus tetap berdiri teguh dalam kebenaran Tuhan, melawan kejahatan dan ketidakbenaran demi kebenaran, dan harus menerangi banyak jiwa dengan cahaya injil. Dan juga kita harus menginjili banyak jiwa yang tersesat oleh kebohongan dan yang berpaling dari kebenaran untuk mengundang mereka kepada berkat Tuhan. Hari raya Pondok Daun mengandung tugas penginjilan, yaitu menerangi orang-orang yang tersesat di dalam kegelapan dan menuntun ke dalam kebenaran dengan cahaya injil. Tuhan telah mengizinkan kita untuk menyadari kebenaran terlebih dahulu, dan mempercayakan injil kepada kita (1 Tes 2:3-4).